Anjuran Berlaku Dermawan


Anjuran Berlaku Dermawan

Manusia selalu mementingkan dirinya sendiri terlebih berkaitan dengan hal kebutuhan hidup secara duniawi, padahal manusia itu mahluk sosial yang saling membutuhkan, antara satu dengan lainnya, apalagi di zaman sekarang sudah jarang ada manusia yang menolong sesamanya untuk kepentingan di akhirat, jika ada sosok yang dermawan di kehidupan, seringkali ada tujuan politis dari apa yang sudah diberikan dengan meminta timbal balik penerima bantuan/pertolongan. Sedangkan agama memerintahkan sikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

Dermawan berarti orang yang ikhlas memberi, menolong, atau rela berkorban di jalan Allah, baik dengan harta atau bahkan dengan jiwa dan raganya sebagai cerminan rasa solidaritas kemanusiaan dari seorang hamba Allah Yang Maha Kasih kepada hamba lainnya yang membutuhkan bantuan.

Orang yang dermawan adalah orang yang senang jika bisa membantu orang lain yang sedang ditimpa kesusahan. Dengan memiliki sifat dermawan maka hidupnya akan lebih bahagia karena dengan kedermawanannya maka akan melapangkan dadanya. Secara sosial orang yang dermawan akan disenangi banyak orang, sehingga orang pun tidak enggan untuk bergaul dengannya.

Bila kita ingin menyumbang atau berderma, kita tidak harus menunggu datangnya musibah. Artinya, dengan atau tanpa musibah kegiatan berderma harus tetap diserukan atau dilaksanakan. Sebab agama Islam menempatkan kedermawanan sebagai perilaku luhur yang patut dijalankan oleh umatnya, namun demikian, bila kita mencari kata “kedermawanan” dalam Alqur’an maupun terjemahnya, kecil kemungkinan bisa bertemu. Kedermawanan hanya bisa ditemukan dalam kosakata Bahasa Indonesia. Sementara dalam Alqur’an padanan atau persamaan kata yang cocok untuk “kedermawanan” adalah infak atau Sodaqah.

Firman Allah tentang anjuran berlaku dermawan, QS. Al-Baqarah ayat 262.

Orang-orang yang menafkahkan bertanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima) mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan, mereka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”. (Qs. Al-Baqarah, 263)

Orang yang menginfakkan harta bendanya dengan ikhlas akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 261.

Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan sebutif padi, pada tiap-tiap butir serratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas Kurnianya lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Al-Baqarah, 261)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasannya, pahala sedekah akan dilipatgandakan sampai dengan 700 kali lipat. Bahkan, Allah akan menambah dan melipatgandakan lebih dari itu. Infak yang sedemikian besar pahalanya akan diperoleh orang-orang yang melakukannya dengan keinginan yang jujur, serta niat yang ikhlas, tidak menyakiti hati orang dan membangga-banggakan infaknya. Budi bahasa dan tutur kata yang sopan lebih baik daripada infak yang dibangga-banggakan itu.

Allah berfirman dalam Alqur’an surat Al-Baqarah ayat 264.

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu bagaikan batu licin yang di atasnya ada tanah kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak mengusai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Qs. Al-Baqarah, 264)

Orang yang menginfakkan harta bendanya karena riya, mempertontonkan kekayaannya pada masyarakat ramai agar ia terpandang, tidak ada artinya. Infaknya itu ibarat tanah yang tidak menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang dapat dipetik buahnya. Sebaliknya, orang yang menafkahkan hartanya karena mengharapkan ridha Allah dan untuk meningkatkan iman dan takwanya, ia akan tetap selalu menerima pahalanya. Infaknya itu ibarat kebun yang subur yang mendapat curahan hujan dan selalu menghasilkan buah-buahan.

0 Response to "Anjuran Berlaku Dermawan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel