Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar

Keutamaan 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan salah satunya adalah menghabisakan malam untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar. Sebagaimana kita ketahui, kemuliaan malam Lailatul Qadar disebutkan lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan.


Pengertian Malam Lailatul Qadar

Lailatulqadar atau Lailat Al-Qadar (malam ketetapan) adalah suatu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, yang dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surah Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al-Qur’an. Pada malam Lailatul Qadar juga dikisahkan Al-Qur’an diturunkan, seperti dikisahkan pada surat Add-Ddukhan ayat 3-6.

Hal utama yang dilakukan seorang muslim saat mendapatkan bertemu dengan malam Lailatul Qadar. Rosulullah mengajarkan untuk membaca doa berikut:

Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa’fu anni

Artinya: “Ya Allah Engkau Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah, Engkau senang mengampuni hamba-hamba-Mu karena itu ampunilah dosa-dosaku”.


Waktu

Beberapa berpendapat bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan: “Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan dia bersabda, yang artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” “(HR. Bukhari dan Muslim).

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Lailatul Qadar kemungkinan akan “diwujudkan” oleh Allah SWT pada malam ganjil, tetapi mengingat umat Islam memulai adal puasa pada hari atau tanggal yang berbeda, maka umat Islam yang menghendaki untuk meendapatkan keutamaan Lailatul Qadar dapat “mencarinya” setiap malal di sepuluh akhir Ramadhan.


Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar

Diriwayatkan dari Imam Muslim, “Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Imam Muslim, 762).

Kemudian, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rosulullah SAW bersabda:

Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kabaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan yang begitu menghangatkan dan menenangkan.” (HR. Al Baihaqi).

Tanda-tandanya antara lain:

- Udara yang tenang dan sejuk. Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rosulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.

- Matahari terbit dengan teduh. Ciri-ciri malam Lailatul Qadar adalah cahaya mentari teduh, cerah tak bersinar kuat keesokannya. Dasarnya dari hadits Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: “Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.” (HR. Muslim).

0 Response to "Lailatul Qadar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel