Membelanjakan Harta di Jalan Allah


Ketika keyakinan bahwa harta benda di dunia pada dasarnya adalah milik Allah dan manusia hanya dipercaya untuk menjaga itu benar-benar tertanam di dalam hati kaum Muslimin, kemudian mereka diperintah untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah bagi sisa harta setelah kebutuhannya terpenuhi, lalu diturunkan ayat berikut ini:

“.. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir”. (QS. Al-Baqarah: 219)

Kaum muslimin terdahulu, dengan tidak mengajukan syarat-syarat apapun mengakui amanat ini. Mereka sangant yakin bahwa Allah adalah pemilik sebenarnya terhadap seluruh bentuk harta benda, dan manusia adalah administrator, penguasa atau pemelihara. Dengan demikian sikap pengorbanan mereka semakin mudah. Mereka berupaya menekankan kebutuhannya sendiri, dan memberikan apa saja yang mereka punyai kepada orang lain.

Bukti kedermawanan Abu Thalhah Al-Anshari masih terpahat dalam lembaran sejarah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa pernah seseorang datang kepada Nabi saw. dan mengatkan bahwa ia kelaparan. Kemudian Rosulullah mencari sesuatu di rumahnya, tetapi tidak ada sesuatu yang bisa diberikan. Kemudian Nabi berkata, “Apakah ada seorang yang bisa menerimanya sebagai tamu untuk semalam?” Mendengar pernyataan tersebut, Abu Thalhah berdiri dan mengatakan, “Ia akan saya terima sebagai tamu wahai Nabi!” kemudian Abu Thalhah membawa orang itu kerumahnya dan mengatakan kepadanya, “Ia adalah tamu Rosulullah. Berikan padanya apa saja yang kau punyai”. Istrinya menjawab, bahwa ia tidak memiliki makanan kecuali persediaan untuk anaknya. Kemudian Abu Thalhah memerintahkan kepada istrinya untuk menidurkan anak-anaknya setelah shalat Isya’, dan mematikan lampu, tamu itu mulai makan. Di lain pihak, Abu Thalhah dan istrinya tidak makan sesuatu pada malam itu. Esok harinya, ketika Abu Thalhah menemui Rosulullah, beliau bersabda, “Perbuatan demikian ini sangat mendapat penghargaan dari Allah swt”.

Kemudian turunlah ayat berikut ini:

“.. Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan..”. (QS. Al-Hasyr : 9 ).

0 Response to "Membelanjakan Harta di Jalan Allah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel