Artikel Mini. Landasan Epistemologi Ilmu Dakwah



Landasan Epistemologi Ilmu Dakwah
Oleh. Muhammad Yuga Wira Praja Almu’min

Dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran agama Islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dang mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan kehidupan. Lebih dari itu, menurut Syekh Ali Mahfuz dalam (Ismail, I. & Hotman, P., 2011 : 29), dakwah juga meliputi tulisan (bi al-qalam) dan perbuatan sekaligus keteladanan (bi al-hal wa al-qudwah). Dakwah islam adalah dakwah basiroh, maknanya berarti dakwah yang disebarluaskan dengan cara damai dan bukan dengan kekerasan, serta mengutamakan aspek kognitif (kesadaran intelektual), dan afektif (kesadaran emosional).

Wacana konseptual dalam hal ini bidang epistemologi dalam tradisi kefilsafatan sebagai struktur fundamental metodologinya, merupakan suatu tinjauan tentang sesuatu dengan menggunakan intelek, dan dengan demikian cara filosofis tidak bermaksud melampaui dan mereduksi segala keragaman pengetahuan. Dengan demikian, pemahaman dakwah tanpa dasar filosofis-epistemologi akan menyebabkan pemahaman dakwah (Islam) menjadi dangkal dan bahkan menyebabkan penganutnya terjebak dalam formalism dan fanatisme sempit, sebaliknya, pemahaman dakwah yang dilandasi filosofis-epistemologis akan mengantarkan dakwah pada pemahaman yang bersifat esensial dan mendalam, sehingga terhindar dari konflik yang diakibatkan oleh banyak isme atau aliran yang berkembang.

Untuk mendapatkan epistemologi ilmu dakwah, terdapat rancang bangun filsafat pengetahuan Islam yang dikemukakan oleh Muhammad ‘Abid al-Jabiri dalam karyanya Bunyah al-‘Adl al-‘Arabi (1993) dalam (Andy, 2002: 63). Pertama, melalui cara pengetahuan bayani atau lazim disebut epistemologi bayani. Bayani (explanatory), secara etimologis, mempunyai pengertian penjelasan, pernyataan, ketetapan. Kedua, melalui cara pengetahuan ‘irfani, atau lazim disebut epistemologi ‘irfani, secara etimologis, ‘irfan (gnosis) berarti; al-ma’rifah, al-‘ilm, al-hikmah. Ketiga, melalui cara pengetahuan burhani, atau lazim disebut epistemologi burhani. Burhani (demontratif), secara bahasa berarti argumentasi yang jelas.

Referensi :
Andy, D., dkk. 2002. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: CV Diponegoro.
Mohammad, Hasan. 2013. Metodologi dan Pengembangan Ilmu Dakwah. Surabaya: Pena Salsabila.
Ismail, I. & Hotman, P. 2011. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta : Kencana

0 Response to "Artikel Mini. Landasan Epistemologi Ilmu Dakwah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel