Sulitkah Berubah ?

Perbedaan pendapat, perbedaan pandangan, perbedaan point of view, seringkali menjadi sumber konflik dan ketidak harmonisan.



Mengapa sebagian orang tidak mau ikut berubah : 
  • Perubahan tidak dianggap perlu.
  • Belum mengerti untuk apa.
  • Merasa hanya untuk kepentingan yang mengajak.
  • Merasa perubahan itu sulit.
  • Merasa sudah nyaman dengan kondisi sekarang.
  • Tidak menyadari perubahan diluar dirinya dan bisa mengancam.
  • Tidak percaya dengan yang mengajak.
  • Malas.
  • Ekspektasi yang rendah terhadap dirinya.
  • Kurang menghormati dirinya dan kemampuannya (Underestimate pada diri sendiri).
  • Tidak proaktif dan hanya reaktif.
  • Kurang mampu melihat dan mendengar hal-hal yang masih samar.
  • Merasa cukup dan mudah puas, pada titik yang masih rendah.
  • Kurang bisa mengungkapkan rasa syukur, atas anugerah Tuhan yang diberikan begitu komplit dan sempurna untuk hal-hal yang jauh lebih dari kondisi sekarang.       

Ada baiknya langkah pertama yang harus kita ambil adalah membutktikan dan meyakinkan kalau kita benar-benar respect dan mencintainya. Ketika dia atau mereka sudah yakin kalai kita mencintainya, ingin meningkatkan kebaikan-kebaikan dan kualitas hidupnya, maka akan lebih mudah untuk mengajaknya. 
Tahapan perubahan biasanya adalah membangun kesadaran (awarness), membangun keinginan berubah (desire), mengajari dan memberi pengetahuan (knowledge), membangun kemampuan untuk melakukan (ability) dan kemudian melakukan Reinforcement secara terus menerus.   

Coba kita mulai tahapan itu dengan seksama. terlebih dahulu membangun kesadaran untuk perubahan, bahwa kita akan menuju ke suatu titik, kita akan melakukan perubahan. jika ada budaya yang kurang baik, maka mulai mengenalkan hal-hal baru yang lebih baik. Bangun keinginannya untuk berubah. Motivasi untuk berubah, tunjukan surganya jikalau berubah, tunjukan nerakanya kalau tidak melakukan perubahan. 

Kemudian beri pengetahuan tentang hal baru yang ingin dilakukan, bangun kemampuan untuk melakukannya. Support dengan pelatihan, buku, artikel dan hal-hal lain yang menunjang. Dan yang lebih penting lagi, bahwa ini adalah sebuah proses yang terus menerus tiada henti. Ini adalah mindset, bahwa akan selalu ada yang lebih baik, akan selalu bisa lebih bahagia, akan selalu tersedia jalan keluar yang lebih indah, akan selalu ada pertumbuhan, akan selalu lebih baik menjadi lebih baik. 

Cobalah untuk meyakinkan bahwa kita mencintainya, dan buatlah mereka yakin. Apakah pada anak buah kita, saudara kita atau suami dan istri kita. Kemudian jangan pernah lelah untuk menunjukan sisi baik perubahan untuk dirinya, dari sudut pandang dirinya. 

Kita hidup dikepung oleh "Customer" kita. Apakah itu customer bisnis kita, apakah customer yang lain. Sebagai Ayah customer kita anak, sebagai suami customer kita istri, sebagai istri customer kita suami, sebagai anak customer kita orang tua, sebagai menantu customer kita mertua, sebagai adi, kakak, maka customer kita adalah saudara-saudara. 

Yang perlu kita ingat: Customer kita ekspektasinya selalu meningkat. Kita tidak bisa membuat customer kita pusa, ketika kita membelikan handphone tanpa camera. Nah lihatlah ekspektasi mereka sudah meningkat. Bagaimana kita tidak akan melakukan perubahan? Pastilah kita akan mengecewakan orang-orang yang kita cintai, pastilah kita akan mengecewakan "customer-customer kita".

Mari kita mulai dari diri kita untuk selalu melakukan improvement dan perubahan, kemudian kita berikan signal-signal yang kuat pada mereka yang ada dilingkar satu, dua, tiga dan seterusnya juga untuk melakukan perubahan-perubahan dalam menjalani kehidupan ini untuk menjadi semakin sukses, semakin berbahagia dan semakin bermakna.   


Sumber: Christin 3B Consulting

0 Response to "Sulitkah Berubah ?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel